top of page

PENAFIAN

Disclaimer

Sulit bagi saya untuk menemukan, dan terutama untuk mengonfirmasi, banyak alamat tempat tinggal. Hal ini sebagian disebabkan oleh perubahan nama jalan dari nama Belanda menjadi nama Indonesia setelah kemerdekaan Indonesia (Hindia Belanda), serta berbagai variasi ejaan. Alasan lainnya adalah alamat dan informasi tempat tinggal yang tidak mudah diakses (karena adanya pembatasan privasi saat ini serta kurangnya dokumentasi publik selama era kolonial).

 

Ketika saya berhasil menemukan bangunan yang ada di alamat yang sama, dengan nama jalan yang baru, perlu dicatat bahwa banyak jalan telah diberi nomor ulang selama beberapa dekade. Saya akan 100% meneliti hal ini secara langsung di kantor kecamatan setempat ketika saya berkesempatan mengunjungi Jawa Timur.

 

Masalah lain (yang penting) adalah alamat sebenarnya tidak selalu digunakan, melainkan nama daerah, bukan nama jalan. (contoh: Oro-Oro Dowo adalah nama daerah, tidak harus jalan, tetapi merupakan alamat yang digunakan Karel Bos dan dicantumkan pada kartu posnya.)

 

Masalah lain yang membuat menemukan struktur sebenarnya sangat sulit adalah karena beberapa rumah telah dihancurkan, dan yang lainnya mungkin telah mengalami perubahan radikal.

 

Yang saya bagikan di halaman ini adalah rumah dan alamat hasil pencarian daring, serta bantuan yang diterima dari perorangan. Meskipun semuanya akurat, daftar rumah tersebut belum tentu disusun dalam urutan kronologis yang benar.

 

(BANTUAN APA PUN dalam menemukan rumah / alamat tempat tinggal Karel Bos SANGAT dihargai!)

map

(Thank you to @serpihanberkarat for sharing the map image. Thank you to Achmad Budiman Suharjono for sharing the map link.)

1930s Kajoetangan Straat 73

1930-an KAJOETANGAN STRAAT #73, MALANG

Untuk alamat sebelumnya di Jalan Basuki Rahmat yang sekarang, dipahami bahwa ini adalah rumah toko sewaan atau bekas yang digunakan Karel H. Bos sebagai kantor (architectenbureau) dan kemungkinan tempat tinggalnya. Rumah toko ini merupakan basis operasional praktis selama beliau mendirikan praktiknya di Malang. Beliau tidak akan merancang bangunan ini sendiri; melainkan, beliau akan membangunnya sendiri.

 

 

  • Alamat Bersejarah: Kajoetangan Straat No. 73. Hal ini didokumentasikan dalam buku alamat Hindia Belanda (Adresboek voor geheel Nederlandsch-Indië) dari tahun 1930-an.

  • Jalan Basuki Rahmat (sebelumnya Kajoetangan Straat) selalu menjadi jalan komersial utama. Selama 90 tahun terakhir, banyak bangunan telah dihancurkan, digabung dengan bangunan lain, atau fasadnya diubah total. Kemungkinan besar bangunan aslinya sudah tidak ada lagi atau tidak dapat dikenali lagi.

  • Karena ini mungkin merupakan bangunan atau rumah toko yang lebih fungsional dan standar, bangunan ini tidak akan difoto sebagai bangunan bersejarah yang berdiri sendiri seperti desain-desainnya yang lebih ekspresif di kemudian hari.

  • Alamat Modern : Jalan Basuki Rahmat, Kauman, Klojen, Kota Malang.

  • Makna: Ini adalah basis operasi Karel H. Bos selama periode ketika ia merancang banyak bangunan di sepanjang Kayutangan dan Ijen Boulevard yang baru direncanakan saat itu.

 

Kantor Karel Bos di Jl. Kajoetangan 73 akan terlihat sangat mirip dengan bangunan-bangunan yang ditunjukkan di bawah ini. (Mungkin saja ada fotonya, tetapi belum ada cara untuk mengetahuinya. Dari kantor seperti inilah ia merancang beberapa bangunan paling terkenal di Malang sebelum membangun rumahnya sendiri yang menjadi landmark.)

 

Meskipun kita tidak dapat melihat bangunan spesifiknya secara langsung, kita dapat melihat foto-foto bersejarah Kajoetangan Straat dari tahun 1930-an ini untuk mendapatkan gambaran yang sangat jelas tentang lingkungan tempat Karel Bos pertama kali berkantor. Rumah/kantornya kemungkinan besar adalah salah satu bangunan yang berjajar di jalan ini.

 

Dalam foto tersebut Anda dapat melihat:

  • Rumah toko dua lantai yang khas dengan tempat usaha di lantai dasar dan tempat tinggal di lantai atas.

  • Jalan setapak beratap (emperan) yang melindungi pejalan kaki dari terik matahari dan hujan.

  • Perpaduan khas antara Art Deco Eropa dan pengaruh arsitektur Cina.

 

Kajoetangan

Holland American Bakery (gambar di atas) di Malang pada tahun 1930-an merupakan tempat usaha penting di kota ini, yang terkenal dengan kue-kue bergaya Belanda dan Amerika. Toko roti ini merupakan tempat populer bagi penduduk setempat maupun komunitas Belanda selama era kolonial. Toko roti ini berfungsi sebagai tempat untuk menemukan camilan khas Belanda, seperti kue speculaas, serta kue-kue bergaya Amerika. Tahun-Tahun Selanjutnya: Meskipun kisah asli toko roti ini setelah tahun 1930-an tidak dijelaskan secara rinci dalam hasil pencarian, kemungkinan besar toko roti ini tetap menjadi bagian dari komunitas Malang untuk beberapa waktu. Pengaruh Belanda dan Amerika: Toko roti ini merupakan perpaduan tradisi memanggang Belanda dan Amerika, menawarkan beragam produk yang memenuhi selera yang berbeda. Era Kolonial: Pada tahun 1930-an, Malang merupakan bagian dari Hindia Belanda, dan Holland American Bakery merupakan bagian penting dari lanskap sosial dan kuliner pada masa itu. Popularitas: Toko roti ini terkenal dan sering dikunjungi, mungkin karena kualitas produknya dan kebaruan produk yang ditawarkannya.

KAJOETANG kini menjadi KABUPATEN BERSEJARAH. Detail (per ChatGPT Open AI): Kajoetang merupakan kawasan yang berkembang pesat dengan ciri-ciri: 1. Arsitektur Kolonial: Kajoetangan merupakan pusat penting selama era kolonial Belanda, dan banyak bangunan dari periode ini masih bertahan hingga saat ini. Kawasan ini berkembang antara tahun 1930 dan 1940, dengan gaya arsitektur yang mencakup bangunan Art Deco dan rumah-rumah bercirikan Nieuwe Bouwen/Internasional. Ciri-ciri bangunan ini antara lain pintu dan jendela yang tinggi, detail yang lugas, dan terkadang desain yang asimetris. Contoh penting adalah Rumah Namsin, yang dibangun pada tahun 1900-an, yang berfungsi sebagai dealer sepeda motor antara tahun 1924-1940. Beberapa rumah memiliki elemen seperti atap perisai dan papan hias. 2. Pusat Ekonomi: Kajoetangan berfungsi sebagai jalan utama dan pusat perdagangan di Malang selama masa kolonial Belanda. Kawasan yang membentang dari persimpangan area perbelanjaan Avia hingga Gereja Katolik Kajoetangan mengalami perkembangan selama periode ini. Toko-toko seperti Riang dan Taman Tembakau, yang didirikan pada masa kolonial Belanda, masih beroperasi hingga saat ini. Satu rumah, Rumah Jamu, dibangun sekitar tahun 1940-an dan berfungsi sebagai pusat pengobatan tradisional Tiongkok, dengan pemiliknya masih menjual jamu di sana hingga saat ini. 3. Kehidupan Masyarakat: Kawasan yang dikenal sebagai Kayutangan, atau Kajoetangan, merupakan kawasan bersejarah yang kini telah menjadi desa pusaka. Kawasan ini dikenal karena melestarikan keaslian "kampoeng" (desa) beserta peninggalan sejarah, bangunan, kuliner, dan kehidupan sosial budaya penduduknya. Masyarakat berpartisipasi aktif dalam melestarikan warisan Kajoetangan. 4. Makna dan Daya Tarik: Sisa-sisa sejarah dan arsitektur Kajoetangan memungkinkan pengunjung untuk melihat sekilas masa lalu. Kawasan ini digambarkan menawan dan kaya akan sejarah, menawarkan pengalaman unik bagi pengunjungnya. Kawasan ini sering dibandingkan dengan Malioboro versi Malang, tetapi dengan suasana yang lebih tenang.

Kayutangan merupakan salah satu kawasan tertua dan paling bersejarah di Kota Malang, yang memiliki nilai sejarah yang sangat kaya. Terletak di jantung kota, kawasan ini menjadi saksi bisu perkembangan Kota Malang dari era kolonial hingga era modern saat ini. 1. Awal Mula Kayutangan Kayutangan, yang kini dikenal sebagai pusat perdagangan dan pariwisata, dulunya merupakan jalan utama yang menghubungkan beberapa titik penting di Malang. Pada masa penjajahan Belanda, jalan ini merupakan pusat kegiatan perdagangan dan pemerintahan. Banyak bangunan bersejarah di sepanjang jalan ini yang masih berdiri kokoh hingga saat ini, termasuk beberapa bangunan berarsitektur Eropa yang menjadi ikon. 2. Pusat Perdagangan dan Pembangunan Sejak era kolonial hingga awal kemerdekaan, Kayutangan telah menjadi pusat perdagangan di Malang. Dengan banyaknya toko, restoran, dan pusat perbelanjaan, Kayutangan telah berkembang menjadi pusat bisnis yang ramai. Pada tahun 1980-an, kawasan ini mengalami modernisasi, namun masih mempertahankan beberapa bangunan klasik yang menjadi ciri khas sejarahnya. Hingga kini, Kayutangan selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara. 3. Warisan Kayutangan Baru-baru ini, Pemerintah Kota Malang menginisiasi revitalisasi Kayutangan melalui proyek "Warisan Kayutangan". Kawasan ini disulap menjadi destinasi wisata sejarah dan budaya dengan melestarikan bangunan-bangunan bersejarah. Berkat revitalisasi ini, Kayutangan tidak hanya menjadi pusat bisnis, tetapi juga tempat yang menawarkan edukasi sejarah bagi generasi muda. Artikel daring: SUMBER: https://infomalang.com/sejarah-daerah-kayutangan-kota-malang/

1930s KASIN KIDOEL #5, MALANG

1930s Kasin Kidoel 5

CATATAN: Linimasa pasti Karel Bos tinggal di alamat ini tidak jelas. Ada kemungkinan bahwa ia tinggal SEBELUM ia tinggal di rumah yang digambarkan di atas.

article ad
1932-1934 Regenstraat 24

1932-1934 REGENSTRAAT 24, MALANG

Dua foto di bawah ini menampilkan bayi bernama JOAN H. BOS di rumah keluarganya di Regenstraat 24, Malang. Di foto kedua, ia digendong oleh ibunya, Elvire Bos.

Joan Bos at home Malang Karel Bos architect arsitek
Joan and Elvire Bos at home Malang Karel Bos architect arsitek
article ad
Regentstraat Malang.png
1934-? Tjelaket 63

1934-? Tjelaket 64, Malang

Rumah ini pasti pernah digunakan sebagai kantornya. Belum dipastikan apakah ia juga tinggal di sana, meskipun kemungkinan besar.

​

​

article ad
1930s? Jalan Idjen?

Pertengahan Akhir tahun 1930an? JALAN IDJEN, MALANG

Karel H. Bos adalah salah satu arsitek yang terlibat dalam merancang villa kolonial modern di sepanjang jalan raya terkenal JALAN IDJEN.

 

Disebutkan bahwa ia juga tinggal di sini, tetapi saya tidak dapat menemukan informasi lebih lanjut untuk mengonfirmasi hal ini. Nama jalan, tanpa informasi tambahan, muncul dalam hasil salah satu dari sekian banyak pencarian alamat tempat tinggalnya sebelumnya. Saya menyertakan informasi dan foto-foto ini "untuk berjaga-jaga", karena meskipun beliau ada di alamat tersebut, penomoran jalannya mungkin sudah berubah. Saya juga menyertakannya karena kakek saya pernah mendesain setidaknya satu rumah di jalan ini.

1930s-1940s Oro-Oro Dowo: Welirang 41

Pertengahan Akhir 1930an hingga Awal 1940an ORO-ORO DOWO 1, WELIRANG #41, MALANG

Saya sangat senang dengan rumah ini! INI ADALAH TEMPAT TINGGAL (TERAKHIR) KAKEK SAYA, KAREL H. BOS.
 

Karel H. Bos kemudian merancang dan membangun rumah keluarga ikonisnya sendiri. Hunian di Jalan Oro-oro Dowo ini dianggap sebagai salah satu karya terpentingnya dan menjadi bukti perannya sebagai arsitek. Mendesain hunian sendiri merupakan praktik yang umum dan penting bagi para arsitek.

 

Ini adalah kediaman Karel Bos yang paling ikonis dan terdokumentasi dengan baik. Rumah ini merupakan rumah pribadinya dan kemungkinan juga berfungsi sebagai studionya. Alamat ini dianggap sebagai tempat pamer utama dan kediamannya yang paling terkenal. Rumah ini dianggap sebagai mahakarya karyanya, menampilkan perpaduan unik gaya arsitektur Art Deco, De Stijl, dan fungsionalis. Rumah ini sering dijuluki "Rumah Kapal" atau "Rumah Lokomotif" karena bentuknya yang khas dan ramping.

 

Rumah ini adalah bukti paling definitif bahwa ia adalah arsiteknya sendiri. Ia merancangnya khusus untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Rumah ini juga didokumentasikan sebagai alamat terakhirnya.

 

  • Alamat Bersejarah: Rumah ini terletak di sudut Ijen Boulevard (Idjen Boulevard) dan Jalan Oro-oro Dowo

  • Alamat Modern: Jalan Welirang #41, Malang

  • Kondisi Saat Ini: Bangunan ini terawat baik dan telah dialihfungsikan. Dulunya, bangunan ini merupakan rumah bagi sebuah kafe dan restoran populer bernama Rumah Opa. Meskipun Rumah Opa kini telah tutup, rumah ini saat ini menjadi rumah bagi FOURIER COFFEE.

 

(Semua detail di atas per ChatGPT Open AI, diakses Juni & Juli 2025.)

 

 

Hal yang paling menarik bagi saya sekarang adalah rumah ini telah diubah menjadi restoran. Mengapa begitu menarik? Karena saya bisa menemukan foto-foto interior rumah ini secara daring! Wow!! Saya tahu perabotan dan dekorasinya berbeda, tetapi bisa melihat sekilas kehidupan rumah kakek saya melalui foto-foto ini sungguh tak ternilai harganya. KENANGAN YANG DINDING INI SIMPAN!!

Welirang 41 by Bloementaal Van
Welirang 41 by Bloementaal Van interior
Welirang 41 by Bloementaal Van
Welirang 41 by Bloementaal Van

Tentang Kawasan Oro Dowo Era 1930an-1940an

 

Kawasan Oro Dowo di Malang, Jawa Timur, pada tahun 1930-an dan awal 1940-an, dianggap sebagai kawasan permukiman mewah dan terencana dengan baik, disukai oleh keluarga Indo-Eropa (Eurasia) maupun penduduk kolonial Belanda yang lebih kaya. Berikut informasi tentang permukiman dan komunitas di sana pada masa itu:

 

Karakteristik Perumahan Oro Dowo (ca. 1940an)

 

1. Gaya Arsitektur

• Vila-vila bergaya Hindia (arsitektur Hindia Belanda) banyak dijumpai:

• Beranda besar

• Langit-langit tinggi untuk ventilasi

• Atap genteng terakota

• Perpaduan elemen desain kolonial Belanda dan Jawa

• Banyak rumah memiliki taman yang rimbun, pepohonan tropis, dan pagar berpagar.

 

2. Demografi Perumahan

• Pegawai negeri sipil, perwira militer, dan manajer perkebunan Belanda

• Keluarga Indo-Eropa yang sering bekerja di bidang pendidikan, administrasi, atau perdagangan

• Keluarga Tionghoa-Indonesia terkemuka, seperti keluarga Tan, Kwee, atau Oei, juga tinggal di atau dekat distrik ini

 

3. Jalan dan Tata Letak

• Jalan-jalan seperti Jalan Ijen, Jalan Oro-Oro Dowo, dan Jalan Bromo ditata dengan model taman kota, dipengaruhi oleh tata kota Eropa.

• Jalan Ijen, khususnya, dipenuhi dengan rumah-rumah megah, jalan raya lebar, dan pepohonan berbunga.

• Oro Dowo terhubung dengan trem listrik dan dekat dengan pasar kota serta Sungai Brantas. (CATATAN: Tante Joan Bos saya punya kenangan indah tentang Sungai Brantas. SANGAT indah sampai-sampai beliau memilih sungai ini sebagai tempat beliau ingin menaburkan abu jenazahnya.)

 

(Sumber = Pencarian ChatGPY OpenAI Juni-Juli 2025)

© 2023 Karel HG Bos. Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

bottom of page